Pertanda Kebangkitan Juventus
6.19.2009Pretoria - Walaupun telah mengakhiri musim tanpa gelar, tapi kekuatan Juventus sudah makin terlihat. Indikasinya, seperti dikatakan kiper Gianluigi Buffon, adalah banyaknya anggota Bianconeri yang masuk timnas.
Saat ini diwaktu bersamaan Italia mengikuti dua turnamen internasional. Di level senior Buffon memimpin rekan-rekannya di ajang Piala Konfederasi di Afrika Selatan, sedangkan di level yunior skuad Azzurrini berjuang di turnamen Euro U-21 di Swedia.
Dalam dua rombongan tersebut terdapat sembilan pemain Juve. Inilah yang membuat Buffon merasa yakin bahwa "Si Nyonya Besar" sedang memperlihatkan tanda-tanda bangkit.
"Bersama dengan saya di Afrika Selatan terdapat (Giorgio) Chiellini, (Nicola) Legrottaglie, (Fabio) Cannavaro, (Mauro) Camoranesi dan (Vicenzo) Iaquinta," tukasnya di situs pribadinya seperti dilansir Goal.
"Di sisi lain,di turnamen U-21 terdapat (Paolo) De Ceglie, (Claudio) Marchisio, dan (Sebastian) Giovinco."
"Banyak dari kami yang beredar di timnas. Menyenangkan sekali melihat semuanya bekerja dengan baik. Ini merupakan tanda yang mengisyaratkan kekuatan Juventus, yang memberiku harapan di masa depan," tutur Buffon, yang menjabat deputi kapten baik di timnas maupun klubnya.
Di laga pertamanya Senin lalu, Italia senior menang 3-1 atas Amerika Serikat. Sehari kemudian pasukan muda Italia bermain 0-0 dengan Serbia.
Juventus musim ini finish sebagai runner up Seri A di bawah Inter Milan. Dalam musim comeback-nya ke kancah Eropa, "Si Zebra" lolos ke babak 16 besar sebelum dihentikan Chelsea.
CR7 Nyaris Berbaju Bianconeri
6.14.2009Kisah megatransfer Cristiano Ronaldo ke Real Madrid akan lain ceritanya jika saja sang pemain flamboyan itu memperkuat Juventus. Lho, ya Bianconeri hampir saja mendapatkan servis bintang internasional Portugal itu sebelum akhirnya diserobot Manchester United.
Pada 2003, bukan hanya MU yang mencium talenta besar Ronaldo. Juventus yang ketika itu roda bisnisnya dinahkodai Luciano “Mob” Moggi merasakan gelagat serupa. Menurut Tuttosport, harian olahraga yang berbasis di Turin, Moggi telah mencapai kesepakatan dengan Sporting Lisbon, klub pembina Ronaldo. Tapi nyatanya gagal.
Biang keladi ada di Marcelo Salas. Maksudnya Juve mencantumkan Salas sebagai alat tukar dalam deal dengan pihak Sporting. Akan tetapi, masuk ke tenggat waktu Salas tidak mau bermain di Portugal. Meski Moggi berusaha keras mendekati, striker asal Chile itu emoh namanya dimasukkan ke dalam kerangka pertukaran. Akhirnya membuat deal terkatung-katung.
Beberapa hari kemudian MU datang. Proposal dipenuhi rayuan dari Carlos Queiroz, ketika itu asisten Sir Alex Ferguson, membuat segalanya mulus. Baik Sporting dan CR7 sepakat dengan fee transfer yang ditaksir sebesar 12,3 juta pound. Hampir saja Juve!
Juve Mencari Bek Kiri
Setelah merekrut seorang pemain gelandang, playmaker Werder Bremen, Diego Ribas da Cunha, dan palang pintu veteran Fabio Cannavaro dari Real Madrid, Juventus masih membutuhkan tambahan pemain di sektor bek kiri. Dua nama muncul di bursa: Andrea Dossena yang bermain bersama Liverpool, dan Fabio Grosso yang memperkuat Olympique Lyonnais.
Kedua pemain, Dossena dan Grosso adalah alumni Seri A. Dossena, 27 tahun, sebelum terbang ke Anfield Stadium, dua musim bermain bersama Udinese (2006-2008). Sementara, Grosso, 31 tahun, merupakan mantan pemain Palermo (2004-2006) dan Inter Milan (2006-07).
Konfirmasi ketertarikan La Vechhia Signora terhadap duo left-back itu diungkapkan Direktur Sport Klub, Alessio Secco. “Dossena dan Grosso? Saya hanya bisa mengatakan jika keduanya memang masuk dalam daftar pemain yang kami incar,” tutur Secco kepada Spazio Radio seperti yang dikutip Channel 4.
Secco memberi konfirmasi jika Juve tengah menunggu kepastian dari Genoa terkait Domenico Criscito. Sejak Januari 2008, bek kiri Timnas Italia U-21 berusia 22 tahun ini dipinjamkan ke Rossoblu. “Saat sekarang ini, kami tengah menunggu keputusan Genoa tentang Criscito. Mereka masih mempunyai waktu sampai 25 Juni untuk mengambil opsi yang mereka miliki (memermanenkan status Criscito),” ujarnya.
Selain soal kebutuhan bek kiri, Secco pun memberi indikasi jika sebaiknya gelandang Marco Marchionni mencari klub baru di bursa transfer. Pasalnya, dengan kedatangan Diego, formula yang akan diterapkan Ciro Ferrara adalah formasi diamond. “Juventus tidak ingin menjual seorang pemain pun. Namun, mungkin saja, dengan sistem diamond, Marchionni berada dalam posisi yang tidak menguntungkan. Jadi, lebih baik jika ia mencari klub baru,” tegas Secco.
Ciro Ferrara, Guardiola di Juve?
6.06.2009Kursi Pelatih Juventus
Muncul asa dari Juventini menyusul keluarnya konfirmasi bahwa Ciro Ferrara dipercaya menangani Juventus. Ferrara yang musim lalu menangani Juve di dua laga terakhir untuk menggantikan Claudio Ranieri dikontrak penuh dua tahun. Seiring ketetapan itu, Juventini menoleh ke hasil gemilang Pep Guardiola di Barcelona.
Ferrara satu generasi dengan Guardiola. Yang satu 42 tahun, nama terakhir 38 tahun. Keduanya sama-sama dipenuhi kesuksesan ketika aktif membela klub masing-masing dan memiliki karakter kuat dalam tim. Jadilah Ferrara diharapkan mampu menyamai Guardiola yang musim lalu sukses mengantar Barca juara Liga Champions, La Liga dan Copa del Rey.
Mengenai anggapan ini, seperti dikutip Channel 4, Ferrara berkata: “Saya tidak ingin disama-samai dengan Guardiola, demikian pula (Marcello) Lippi—mentor dan konsultannya. Saya hanya ingin menjadi seperti Ferrara, konsisten pada perkataan yang membuat para pemain respek. (Fabio) Capello dan (Carlo) Ancelotti menerapkan itu. Saya juga, dengan caraku sendiri.”
Yang patut disimak nantinya adalah sistem apa yang nantinya akan diterapkan pemain yang dijuluki “Tukang Jagal dari Naples” ini. Ferrara mengaku fleksibel dalam menerapkan formasi bermain. Strategi dasar kesukaannya 4-3-1-2 yang akan memberi ruang gerak yang luas buat Diego Ribas da Cunha yang baru dibeli dari Werder Bremen.
Selain itu Diego juga bisa ‘bermain’ dalam formasi alternatif Ferrara, seperti 4-3-2-1 atau 4-2-3-1. “(Peran) Diego akan diakomodir dengan sistem yang berbeda dari yang digunakan (Ranieri) musim lalu, tapi bukan berarti kami membangun tim didasari dirinya,” sambung Ferrara yang tidak jadi menemani Lippi untuk memoles Timnas Italia untuk berlaga di Piala Konfederasi.
NYONYA TUA TAK PERNAH LUPA
5.16.2009Tua identik dengan pelupa. Namun Si Nyonya Tua tak pernah lupa bagaimana caranya bermain dengan menghasilkan prestasi apik di level Eropa. Juventus yang sebelumnya absen selama dua musim ( 2006- 07 dan 2007 – 08 ) di kancah Eropa- khususnya di Liga Champion tetap menunjukan bahwa ajang bergeminang uang ini adalah habitat mereka.
Alesandro Del Piero cs tak merasa canggung ketika “ Pertama Kali” kembali merasakan panggung Eropa. Mental juara mereka pun tak pernah luntur. Real Madrid dikalahkan dua kalidi babak penyisihan grup. Sebuah pindikasi kuat jika I Bianconeri musim ini memang serius membidik prestasi Liga Champion.
Bagi I Bianconeri, bukan pertama kali ini saja mereka tampil gemilang di Liga Champion sebelumnya absen cukup lama. Ingat I Bianconeri pernah absen cukup lama di Liga Champion antara tahun 1987-1995. Namum ketika langsung tampil pertama setelah lama absen pada musim 1995-96, I Bianconeri malah mengejutkan publik. Mereka menjadi juara setelah final mereka mengalahkan Ajax Amsterdam.
Memori indah itu di usung musim mendatang. Apalagi mereka sepertinya lebih memprioritaskan untuk berprestasi di Liga Champion. Hal yang bisa diterima akal sehat. Pasalnya, di Liga Seri- A mereka tak ada lagi peluang untuk menjuarai Liga Seri – A yaitu Scudetto, tertinggal dengan rival beratnya yaitu Inter Milan dengan jarak yang cukup jauh yaitu sebelas angka dengan intermilan bukan perkara gampang. Butuh konsentrasi tingkat tinggi untuk bisa mengejar laju intermilan.
Apakah Scudetto masih bisa kami raih? Memang peluang untuk merebut Scudetto tertutup sudah namun baiknya kami sekarang berfokus ke Liga Champion.Hasil di sini jauh lebih baik.
Lantas , apa kunci sukses I Bianconeri bisa melangkah sampai sejauh ini. Para pemain menunjukan mental juara sejati.
JUVENTUS MERANA DI TANAH INGGRIS
Saat Chelsea menepuk dada lantaran memiliki rekor yang cukup gemilang ketika menjamu klub- klub asal italia di pentas Eropa, Juventus justru merana. Mereka memiliki track record yang buruk ketika bermain di inggris. Dari 17 lawatan ke inggris di berbagai ajang di Eropa, I Bianconeri hanya mampu menang dua kali, lima kali meraih seri, dan 10 kali menelam kekalahan. Berikut statistik perjalanan I Bianconeri ke Negeri Elizabeth.
LIGA CHAMPION
Musim Hasil Keterangan
1972- 73 Derby 0-0 Juventus Semifinal
1982- 83 Villa 1-2 Juventus Perempat Final
1996- 97 MU 0-1 Juventus Penyisihan Grup
1997- 98 MU 3-2 Juventus Penyisihan Grup
1998- 99 MU 1-1 Juventus Semifinal
2001- 02 Arsenal 3-1 Juventus Penyisihan Grup
2002- 03 MU 2-1 Juventus Penyisihan Grup
2002- 03 Newcastle 1-1Juventus Perempat Final
2004- 05 Liverpool 2-1 JUventus Perempat Final
2005- 06 Arsenal 2-0 Juventus Perempat Final
PIALA FAIRS
Musim Hasil Keterangan
1970-71 Leeds 1-1 Juventus Final
PIALA UEFA
Musim Hasil Keterangan
1971- 72 Wolverhampton 2-1 Juventus Perempat Final
1976- 77 Man. City 1-0 Juventus Babak Pertama
1976- 77 MU 1-0 Juventus Babak Kedua
PIALA WINNERS
Musim Hasil Keterangan
1965- 66 Liverpool 2-0 Juventus Babak Pertama
1979- 80 Arsenal 1-1 Juventus Semifinal
1983- 84 MU 1-1 Juventus Semifinal
STADION DELLE ALPI
4.10.2009Perbedaan OLIMPICO Stadium Turin DENGAN
delle ALPI
Saya baru saya ngerti Stadion Olimpico Turin delle Alpi tidak setelah membaca berita bahwa Stadion Baru akan dibangun di atas tanah delle Alpi di detiksport.com laporan pada edisi 19 Maret 2008 yang bertitel "Juve Segera Have Kandang Baru".
Perbedaan dari dua:
Di bawah ini adalah gambar stadion delle Alpi yang tidak digunakan oleh Juventus semenjak mereka terdegradasi paksa karena calciopoli pada tahun 2006. Kabarnya Stadion ini akan dirombak dan akan selesai dibangun pada tahun 2011. Stadion atletik memiliki melacak jarak jauh untuk membuat pandangan penonton. Dilihat dari kapasitas penonton, stadion merupakan stadion megah, yang memiliki 71.012 kursi. Stadion ini dibangun pada tahun 1990.
Di bawah ini adalah Stadion Olimpico yang saat ini digunakan sebagai kandang FC Torino dan berbagi dengan Juventus. Kapasitas stadion hanya 25.370 kursi. Dibangun pada tahun 2005. Stadion ini tidak memiliki lagu seperti atletik delle Alpi stadion.
SEJARAH
2.24.2009Nama keluarga saya Bianconeri - jelas mengacu pada warna kostum kebanggaan klub ini. Sebab, bianconero berarti hitam - sebuah putih.Makna yang sama dengan julukan Juventus lainnya, yakni Zebra. Nama panggilan yang muncul setelah Juventus memakai kostum hitam - putih. Sebab sebelumnya klub ini berkostum pink.Dalam catatan sejarah Juventus, mereka baru pada tahun 1903 menggunakan kostum hitam - kostum putih.Pergantian warna yang tidak ada filosofi sama sekali. Sebab, semua itu terjadi karena kecelakaan. Gara - garanya, kostum yang di pesan di Nottingham County merupakan salah satu warna. Harus hitam - pink, tapi menjadi hitam - putih karena warna pink terlalu muda. Sejak itulah julukan I Bianconeri melekat pada Juventus. Tapi itu bukan satu - satu nama panggilan. Seiring dengan Juventus untuk meraih gelar keberhasilan untuk judul, julukan lain pop. Agak aneh julukan La Vecchia Signora. Nama panggilan, yang berarti Mrs Tua sangat kontras dengan nama Juventus yang berarti muda dan bersemangat muda. Julukan seperti Juventus yang membuatnya seperti wanita tua, renta dan tanpa daya.Tapi, adalah justru sebaliknya. Julukan yang diberikan dengan tifosi Juventuis sendiri rasa kemuliaan di klub. Old lady penuh makna, prestasi dan kebesaran. Klub terbesar atau ibu dari segala klub di Italia.
Dengan kata lain, suporter ingin menggambarkan Juventus sebagai klub yang selalu berjiwa muda, tetapi memiliki sejarah dan prestasi besar dari orang-orang seperti yang sudah tua dan matang. Surname muncul sebagai kelompok pendukung merebaknya Juventus di Turin. Hal ini terjadi di tahun 1970-an, dan semakin ramai di tahun 1980-an.
Dalam masa yang sama, Juventus banyak dalam meraih gelar Serie A, terutama pada awal tahun 1980-an. Pada musim 1981-1982, Juventus scudetto mencapai gelar ke-20, yang berarti berhak menyandang 2 bintang di dada. La Vecchia Signora julukan yang akhirnya paling populer, dibandingkan dengan julukan lain.
Tidak puas dengan nama panggilan, nama panggilan lebih membuat pendukung. Nickname adalah Fidanzata La d'Italia. Ini berarti tunangan Italia. Fidanzata kata wanita itu, merujuk pada personifikasi perempuan yang spektakuler La Vecchia Signora. Itu tidak lain ingin menunjukkan bahwa sebagai klub Juventus di Italia. Saking besarnya, Juventus layak bersanding dengan Timnas Italia, negara kebanggaan, atau Pizza.
Sesungguhnya Pengemar Juventus di Italia paling banyak. Mencapai 10 juta, jauh dibandingkan jumlah tifosi AC Milan yang menempati urutan ke-2.
Profil
Juventus F.C.
Juventus F.C. (Latin untuk Remaja) adalah salah satu klub sepak bola tertua di Italia. Bermarkas di klub ini dan bermain di Seri A. Torino
Juventus biasanya bermain dengan seragam hitam dan putih dan celana pendek hitam (tapi tidak pernah digunakan untuk memakai celana putih untuk waktu yang lama) dan dijuluki la Vecchia Signora (Nyonya Tua). Tim ini mendapatkan motif seragamnya dari klub Inggris Notts County. Stadion Juventus adalah Stadio delle Alpi digunakan bersama dengan AC Torino. Ini akan berakhir setelah musim 2004-2005, di mana Torino akan membangun stadion mereka sendiri. Pada musim kompetisi 2006-2007, Juventus di Stadio Olimpico Torino karena mengingat stadion kandang Stadio delle Alpi dalam proses renovasi.
Juventus didirikan pada November 1897 oleh para pelajar kamar bacaan (semacam panggilan untuk sekolah top di Eropa) Massimo D'Azeglio, dan pertama kali menjuarai nasional di liga pada 1905 versi lama, tetapi hanya memperoleh gelar kedua pada tahun 1926. Pada tahun 1923, keluarga Agnelli (pemilik Fiat) mengambil alih klub dan membangun stadion pribadi di Villar Perosa (dekat Torino) yang disertai fasilitas lengkap.
Dari 1931, Juventus meraih gelar Seri A (scudetto) lima kali berturut-turut. Pada 1933, mereka mulai bermain di Stadio Comunale. Setelah Perang Dunia II, mereka sukses dalam kejuaraan domestik - menjadi liga kesepuluh judul pada tahun 1961, namun tidak berhasil merebut gelar Eropa hingga 1977 dengan menjuarai Piala UEFA. Puncak kesuksesan mereka di Eropa terjadi pada tahun 1985 di mana mereka merebut Piala Champions dan yang kemudian diulang pada tahun 1996. Juventus juga meraih gelar Piala Winners pada tahun 1984 dan dua gelar Piala UEFA pada tahun 1990 dan sekali lagi pada tahun 1993. Hingga sekarang mereka memiliki juara Seri 27 kali. Seri A yang meraih gelar di musim 04/05 dan 05/06 dicabut karena terlibat dalam skandal cocok. Juventus juga harus terdegradasi ke Seri B karena kasus ini.
Sampai beberapa waktu lalu, pemain Juventus diharuskan memiliki rambut pendek dan rapi, klub juga menyediakan para pemain dengan pakaian formal (yang dibuat penjahit terkenal) dan memaksa mereka untuk menyelesaikan pendidikan. PEMAINNYA besar tetap di Juventus hingga akhir karir mereka, banyak yang masih bekerja untuk klub atau untuk Fiat (atau perusahaan terkait).
Juventus kini merupakan suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek Milan. Penjualan Zinedine Zidane ke Real Madrid dengan harga sekitar US $ 64 juta dolar masih menjual ini dalam sepak bola hingga kini.
Prestasi
THE ONLY ONE: Nama ini diberikan karena Juventus FC adalah satu-satunya tim yang mampu menjangkau semua judul bergengsi dilevel baik domestik, regional dan tingkat dunia
Seri A: 27
1905, 1925-26, 1930-31, 1931-32, 1932-33, 1933-34, 1934-35, 1949-50, 1951-52, 1957-58, 1959-60, 1960-61, 1966-67, 1971-72, 1972-73, 1974-75, 1976-77, 1977-78, 1980-81, 1981-82, 1983-84, 1985-86, 1994-95, 1996-97, 1997-98, 2001 -- - 02, 2002-03
Seri B: 1
2006-07
Piala Italia: 9
1937-38, 1941-42, 1958-59, 1959-60, 1964-65, 1978-79, 1982-83, 1989-90, 1994-95.
Piala Super Italia: 4
1995, 1997, 2002, 2003.
Piala / Liga Champions: 2
1984-85, 1995-96.
Piala Winner: 1
1983-84.
UEFA Cup: 3
1976-77, 1989-90, 1992-93.
Piala Super Eropa: 2
1985, 1996.
Piala Interkontinental: 2
1985, 1996.
Langganan:
Postingan (Atom)